Pernahkah anda menemukan kejadian dimana 1-2 ekor ayam broiler yang dipelihara panting kemudian mati secara tiba-tiba, namun hanya menimpa ayam dengan bobot badan tinggi (berat, red) saja? Jika jawabannya pernah, kemungkinan ayam tersebut terserang heat stress. Kejadian heat stress selama ini memang lebih sering menimpa ayam dewasa karena secara alami tubuh ayam akan menghasilkan panas (panas metabolisme), ditambah dengan suhu lingkungan yang semakin panas terutama disaat kemarau, sehingga panas dari dalam tubuh tidak bisa distabilkan. Dan dampak akhir yang terjadi ialah berakhir dengan kematian.
Sumber : Dok. Medion
Ironisnya, kejadian heat stress alias stres akibat suhu panas ini tampaknya tidak hanya akrab dengan ayam broiler, namun juga layer. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya ialah seiring dengan adanya perubahan iklim akibat pemanasan global, apakah memang kasus heat stress semata-mata hanya disebabkan oleh faktor suhu dan kelembaban di lingkungan? Berikut akan coba kami bahas lebih detailnya.
Heat Stress dan Faktor Pemicunya
Heat stress merupakan suatu cekaman yang disebabkan suhu udara dalam kandang melebihi zona nyaman (>28oC) dan hal ini menjadi salah satu problematika utama di dunia perunggasan Indonesia. Stres ini akan muncul ketika ayam tidak bisa membuang panas dari dalam tubuhnya akibat tingginya cekaman suhu tersebut.
Seperti telah kita ketahui bersama bahwa negara kita Indonesia beriklim tropis, dimana seringkali ditemukan kondisi yang kurang atau tidak nyaman bagi ayam. Suhu kandang yang tinggi (>28oC) bukanlah suatu keadaan yang sulit ditemukan, terutama saat musim kemarau. Kondisi ini tentu saja akan memicu ayam stres, dan munculahheat stress.
Dilihat dari jenis spesiesnya, ayam modern komersial yang selama ini kita pelihara termasuk hewan homeothermal, yaitu mampu untuk mengatur suhu tubuhnya sendiri karena memiliki sistem thermoregulator (sistem pengatur suhu tubuh) yang terdiri dari hipothalamus, susunan tali syaraf, dan komponen lainnya yang sensitif terhadap suhu.
Dalam rangka menjaga stabilitas suhu tubuhnya, ayam akan menggunakan sistem thermoregulator yang dimilikinya untuk mendeteksi dan memberikan respon terhadap berbagai energi panas yang terdapat dalam kandang. Menurut Michael J. Darre (2000), sumber-sumber energi panas dalam suatu kandang ayam bisa berasal dari:
1) Hasil metabolisme nutrisi bahan-bahan nutrisi yang terjadi dalam tubuh
Tubuh ayam, secara normal menghasilkan panas hasil metabolisme berbagai nutrisi, yang sering disebut heat increament. Adanya perbaikan genetik pada ayam modern saat ini ternyata juga berdampak pada kemampuan fisiologisnya, yaitu melalui peningkatan laju metabolisme tubuh sehingga bobot badan cepat bertambah dan semakin banyak energi panas yang dilepaskan ayam ke lingkungan sekitarnya. Ayam akan melepaskan kelebihan energi panas tubuh (heat excess) sekitar 10 BTU/kg bobot badan per jam (Van Beek, 1995) atau setara dengan 2520 kalori per jamnya.
2) Radiasi sinar matahari
Semakin besar area bagian dalam kandang yang bisa diterpa oleh sinar matahari langsung, maka semakin besar pula pengaruh radiasi sinar matahari terhadap suhu udara dalam kandang secara keseluruhan. Radiasi (energi) panas matahari dalam kandang ayam juga sangat bervariasi, tergantung dari bahan atap kandang yang digunakan, intensitas sinar matahari serta jarak atap kandang dengan ayam. Arah kandang juga menjadi penentu utama besarnya radiasi yang masuk ke dalam kandang.
Sumber : insulation4less.com
3) Aktivitas fermentasi mikroba dalam litter
Semakin besar komponen feses dalam litter, atau semakin kecil daya serap litter dalam suatu kandang ayam sistem postal, maka energi panas yang dihasilkan dari proses fermentasi mikroba akan semakin tinggi. Pada kandang baterai, manajemen penanganan feses yang buruk juga bisa meningkatkan suhu dalam kandang akibat tingginya aktivitas fermentasi mikroba yang terjadi.
Ketika ayam menghadapi kondisi panas dari berbagai sumber tersebut, ayam akan merespon dengan cara menurunkan suhu tubuhnya melalui pengeluaran kelebihan energi panas tersebut dari dalam tubuh. Menurut Buyse dan Decuypere (2005), proses pengeluaran panas tubuh bisa dilakukan oleh ayam melalui 4 macam cara, yaitu:
Sumber : Dok. Medion
Mekanisme pengeluaran panas tubuh ini akan berfungsi secara normal (optimal), saat ayam dipelihara pada zona nyaman (comfort zone), dengan suhu lingkungan kandang 25-28oC dan kelembaban 60-70%. Diluar kondisi ini, dengan suhu melebihi zona nyaman, maka respon ayam untuk mengeluarkan panas tubuh akan berubah.
Kondisi tidak nyaman yang juga bisa menjadi faktor pemicu munculnya heat stress ialah manajemen pemeliharaan yang kurang baik. Contohnya pengaturan kepadatan kandang yang tidak sesuai, pemilihan bahan kandang dan konstruksi kandang yang kurang tepat, ventilasi udara yang tidak diatur dengan baik, serta pemberian ransum dengan kandungan protein berlebihan. Ransum dengan kandungan protein melebihi standar akan dicerna, dan zat sisa metabolismenya akan dikeluarkan bersamaan dengan feses, kemudian difermentasi oleh mikroba menghasilkan amonia dan panas.
Dampak Heat Stress
Kasus heat stress terbagi menjadi 2 bentuk yaitu bentuk akut dan kronis. Bentuk akut muncul saat terjadi peningkatan suhu secara drastis (tiba-tiba, red), sedangkan bentuk kronis terjadi jika suhu meningkat secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama.
Ketika heat stress terjadi pada ayam secara kronis, maka ayam akan langsung memberikan respon secara fisiologis. Gejala yang ditunjukkan adalah adanya perubahan tingkah laku dalam usahanya untuk meningkatkan pelepasan kelebihan (energi) panas tubuh melalui ke-4 cara seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Ketika kondisi tidak nyaman tersebut terus berlangsung, maka ayam akan memberikan respon melalui mekanisme hormonal, dimana kadar hormon ACTH (adeno-cortico-tropic hormone) akan meningkat tajam dalam sirkulasi darah. Akibatnya feed intake (konsumsi ransum) menurun dan konsumsi air minum meningkat.
Sumber : Dok. Medion
Dalam situasi demikian, maka gangguan pertumbuhan, keseragaman ayam yang buruk, membengkaknya nilai konversi ransum (FCR), serta munculnya gejala defisiensi nutrisi akan terjadi di lapangan. Akibat terburuk bahkan menyebabkan kematian. Besar kecilnya kerugian akibat heat stress ini dipengaruhi oleh umur, jenis dan berat badan ayam maupun periode dan tingkat heat stress yang dialami oleh ayam (suhu maksimum yang diterima ayam, lamanya cekaman dan kecepatan perubahan suhu udara).
Peningkatan konsumsi air minum saat ayam mengalami heat stress juga membawa dampak tersendiri, salah satunya ialah penurunan kualitas kotoran (menjadi lebih basah). Akibatnya penangan feses menjadi lebih sulit dan pencemaran feses pada telur dan bulu ayam menjadi meningkat sehingga kualitas telur dan karkas ayam dapat menurun. Selain itu, kondisi feses yang lebih basah akan menyebabkan lalat lebih mudah dan cepat berkembang. Peningkatan kadar amonia juga dapat terjadi akibat feses yang basah, dampaknya kasus penyakit saluran pernafasan, seperti ngorok atau CRD pun lebih mudah terjadi.
Kondisi suhu yang tinggi juga mempengaruhi kestabilan kandungan nutrisi dalam ransum ayam, terutama vitamin. Vitamin merupakan mikronutrien essensial yang diperlukan dalam proses metabolisme di dalam tubuh ayam. Penurunan kadar vitamin ini akan berpengaruh terhadap produktivitas ayam.
Bukan hanya menyebabkan penurunan produktivitas ayam, heat stress juga mengakibatkan sistem kekebalan tubuh melemah (bersifat immunosupresif). Jumlah total sel darah putih dan produksi antibodi menurun secara signifikan pada ayam petelur yang mengalami heat stress. Selain itu, aktivitas limfosit juga akan menurun. Kadar ACTH yang tinggi dalam sirkulasi darah juga akan memicu korteks adrenalin untuk meningkatkan produksi hormon koltisol sehingga terjadi penurunan jumlah maupun perubahan jenis leukosit, yaitu sel eosinofil, basofil dan limfosit.
Selanjutnya Tony Unandar (2012) menyatakan bahwa peningkatan derajat keparahan heat stress yang disebabkan oleh peningkatan aktivitas panting, pada tahap selanjutnya akan mengakibatkan respiratory alkalosis. Ujung-ujungnya akan terjadi ketidakseimbangan mikroflora di dalam usus. Dalam situasi seperti ini, proses penyerapan nutrisi akan terganggu. Akibatnya tentu saja akan semakin memperparah gangguan produktivitas ayam. Kasus-kasus penyakit infeksius di saluran pencernaan pun juga akan bermunculan.
Suhu Efektif Bagi Ayam
Pada bahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa saat energi panas di lingkungan sekitar ayam menunjukkan angka yang tinggi, ayam akan langsung merespon dan berusaha menstabilkan panas tubuhnya dengan cara mengeluarkan panas tersebut ke lingkungan. Dengan kompleksnya berbagai proses thermoregulasi yang dimilikinya (ayam, red), mengakibatkan suhu efektif (suhu yang dirasakan oleh ayam) tidak selalu sama dengan suhu aktual (suhu lingkungan ayam yang dideteksi dengan termometer). Itulah sebabnya dalam upaya menganalisa kenyamanan lingkungan ayam, kita tidak bisa sepenuhnya mengandalkan angka yang diperoleh dari termometer.
Suhu efektif yang dirasakan oleh ayam dalam hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat kelembaban udara. Kelembaban udara mencerminkan banyaknya air yang terkandung (terikat) dalam udara. Semakin banyak air yang terikat dalam udara maka udara semakin lembab, begitu juga sebaliknya. Tingkat kelembaban akan mempangaruhi suhu yang dirasakan ayam.
Saat kelembaban tinggi, suhu yang dirasakan oleh ayam menjadi lebih tinggi dibandingkan suhu yang tertera pada termometer. Saat kelembaban 80% dan suhu termometer sebesar 27oC, maka suhu efektif yang dirasakan ayam bisa mencapai 30oC. Begitu juga sebaliknya, saat kelembaban udara 50% dan suhu termometer 33,2oC, maka ayam akan merasakan suhu sebesar 30oC. Berdasarkan hal tersebut penting sekiranya kita memperhatikan suhu dan kelembaban yang nyaman untuk ayam, yaitu 25-28oC dan kelembaban 60-70%.
Bila kita lebih jauh membicarakan kombinasi suhu dan kelembaban, maka kita akan masuk pada satu pengertian dasar yaitu mengenai indeks heat stress (Heat Stress Index/HI). Indeks heat stress didefinisikan sebagai suatu indeks yang menjadi ukuran tingkatan dimana ayam masih dapat beradaptasi atau tidak terhadap kondisi cuaca.
HI bisa diperoleh dengan rumus sebagai berikut (Technical focus, Publication of Cobb Vantress, 2008):
HI= nilai suhu (dalam satuan Fahrenheit (oF)) + nilai kelembaban (dalam satuan %)
Contoh dari rumus di atas, pada suhu 30oC ((30o x 1,8) + 32oC = 86oF) dengan kelembaban yang terukur adalah 85%, maka nilai HI adalah 171. Nilai HI yang masih dapat ditolerir oleh ayam adalah 160, artinya apabila HI melebihi angka 160 maka ayam akan mengalami panting atau megap-megap. Bahkan mungkin akan terjadi kematian. Sebaliknya bila angka HI berada di bawah 160 maka ayam masih dapat beradaptasi. Besarnya kelembaban kandang sangat mempengaruhi nilai HI ini. Pada suhu yang sama dengan kelembaban yang lebih tinggi, maka secara fisiologis ayam akan merasakan suhu yang lebih tinggi dari pada suhu yang terukur.
Sekarang, yang menjadi pertanyaan adalah pada suhu berapa kita semestinya memperlakukan ayam agar tidak mengalami panting? Untuk menjawab pertanyaan ini kuncinya adalah dengan mencermati dan menganalisa tingkah laku ayam secara rutin, serta menentukan apakah ayam sudah mulai mengalami heat stress atau belum.
Beberapa kondisi seperti suhu, kelembaban, serta kepadatan ayam yang tinggi akan mengakibatkan suhu efektif akan lebih tinggi dari suhu aktual. Buruknya ventilasi atau kecepatan angin yang sangat rendah juga akan mengakibatkan hal serupa. Sebaliknya, kondisi kecepatan angin yang terlalu tinggi menerpa ayam akan mengakibatkan suhu efektif lebih rendah dari suhu aktual.
Mengatasi Heat Stress
Di daerah tropis seperti di Indonesia, kejadian kasus heat stress sebenarnya bisa saja terjadi tidak hanya di musim kemarau tetapi juga di musim hujan, tergantung dari nilai heat stress index (HI) sudah melebihi atau belum. Langkah untuk mencegah heat stress dilakukan dengan menekan atau menghilangkan faktor penyebabnya diantaranya:
Sedangkan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi terjadinya kasus heat stress di lapangan, yaitu:
Sumber : Dok. Medion
Saat suhu tinggi, perkembangan bibit penyakit di dalam paralon air minum menjadi lebih cepat. Oleh karenanya jadwal pembersihan dan desinfeksi saluran air minum sebaiknya ditingkatkan. Begitu juga desinfeksi kandang. Saat ada ayam pilih desinfektan yang aman, seperti Antisep, Neo Antisep atauMedisep. Jika di dalam saluran air minum telah terbentuk lapisan atau kerak (disebut biofilm yang merupakan tempat perkembangan bibit penyakit yang baik) sebaiknya dilakukan flushing (mengalirkan air bertekanan) dengan melarutkan hidrogen peroksida (H2O2) 15-20 ppm, asam sitrat 1,5-2 g/l atau asam cuka 8 ml/l, karena pada kondisi banyak terdapat biofilm, senyawa desinfektan tidak dapat bekerja secara optimal.
Adanya perbaikan genetik ayam modern yang terus berlangsung dan disertai dampak pemanasan global yang terus terjadi, maka kasus heat stress akan terus mengancam ayam. Terlebih saat kondisi musim kemarau, dimana kejadian heat stress perlu diwaspadai karena akan lebih mengancam kondisi ayam di peternakan. Dengan mengetahui berbagai penyebab heat stress dan menerapkan manajemen pencegahan yang tepat diharapkan akan mampu menekan kerugian yang bisa muncul akibat kasus heat stress tersebut. Selamat berkarya dan sukses selalu. Salam.
Info Medion Edisi Juli 2012
Artikel bersumber dari Info Medion Online
|
TEMBALANGAN POULTRY EQUIPMENT, Melayani konsultasi Dan Menjual Tempat pakan ayam, Tempat minum otomatis, Nipple, Baby Chick Feeder, Kandang Battery Kawat, Kipas Kandang, Alat kandang close house, Temtron, Exhaust Fan, Blower, Colling Pad / Celldeck, Terpal, Alat Kandang Petelur, Pemanas DOC, Gasolec, Egg tray plastik dan kertas, Mesin tetas serta aneka alat kandang. Membatu kesuksesan usaha peternakan anda dengan menyediakan peralatan yang berkwalitas.
Kamis, 07 Januari 2016
Kemarau Datang, Heat Stress Mengancam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KONSEP KENDALI IKLIM (MICRO CLIMATE) KANDANG CLOSE HOUSE
Banyak sekali pertanyaan tentang bagaimana sebenarnya kandang close house dioprasikan………. Sebelum membahas ini kita harus beri catatan bah...
-
Perkembangan dunia perunggasan di bidang peternakan merupakan yang terdepan jika dibandingkan dengan komoditas lainnya. Hal ini dit...
-
Kami menyediakan peralatan kandang dengan kwalitas terjamin harga bersahabat Hubungi 082333341149 / 087861478042 WA 082333341149
-
( POSTINGAN INI KAMI TERUPDATE) TEMBALANGAN POULTRY EQUIPMENT Hp. : 082333341149 (Telkomsel) ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar